Jumat, 09 Desember 2011

Puisi Rinduku

KU TITIP LEWAT BINTANG
karya : Bunga Fitria Samba

Seandainya aku bintang
Memiliki sinar terang penerang kegelapan
Memiliki kehangatan di dinginnya angin malam

Aku ingin menjagamu dari atas sana
Menjagamu agar tetap terjaga dalam buaian indah mimpimu
Menjagamu yang terlelap di peraduanmu

Seandainya aku bintang
Kan kunyanyikan lagu rinduku untukmu
Kan kudendangkan bait puisi rinduku padamu

Namun, semua tak mungkin
Aku bukan bintang di malam hari
Aku bintang di dalam hatimu

Kukirimkan sejuta puisi rinduku lewat bintang
Kunyanyikan sejuta lagu rinduku, agar bintang menyanyikannya padamu
Kutitipkan kecupan hangat pada bintang, agar bintang dapat menjagamu dalam tidurmu

Malam ini ku lihat bintang nampak tersenyum kepadaku
Aku mengerti maksudnya
Menandakan kau telah terlelap dalam tidurmu

Kukirimkan doaku pada-Nya
Aku tahu pasti bintang mendengarkan doaku pada sang penguasa
Kuberikan senyum indah itu kepada bintang

Sampaikan rinduku padanya
Sampaikan cintaku untuknya
Ku titip dia mala mini padamu, bintang

my family's photos

with my little brother. his name is M. Banyu Bening Kusuma Samba. I love him so much :*



with ndut yasmin  (next to me) and with a cute baby, dafa (in front of me)

in behind, there is Faza. she is a flirty haha. look her style

Look Dafa's face n Faza's face. haha they're so narcissistic


 my lovely brother. but don't you know ? Every time I always fight with him haha (not like a puch) but I love him so much. I always worry if  he has not come home from school.



with Dafa n Yasmine again :* I like to hold Dafa n pich Yasmine's cheek. she's a chubby girl

Sabtu, 03 Desember 2011

cerpen


Sebuah Kisah Sederhana
Karya: Bunga Fitria Samba

S
aat  Aku mulai melupakan lelaki itu, Kau datang menawarkan sejuta kehangatan akan cinta. Membuatku kembali percaya bahwa cinta itu masih ada untukku. Melupakan sejuta kesakitan yang timbul karena cinta. Membuatku kembali percaya bahwa masih ada orang yang bisa menggantikan posisi lelaki itu.
            Aku mengenalmu dari Dia. Dia yang selalu bercerita tentangmu. Segala kenyamanan yang kau berikan kepada Dia. Dia yang terkadang tak mendapatkan perhatian dari kekasihnya. Kehangatan dan kenyamanan yang tak Dia dapatkan dari kekasihnya. Aku mengenalnya sejak 9 tahun lalu. Sembilan tahun kami menjalani hari-hari sebagai seorang sahabat. Persahabatan kami tidak hanya sekedar it, orang tua kami pun saling mengenal. Aku dan Dia sudah layaknya seperti saudara. Aku senang mendengarnya selalu bercerita tentangmu. Pernah sekali Aku melihat fotomu di sebuah jejaring sosial bersama kekasihmu. Ya, kekasihmu.
            Dari cerita yang aku dengar darinya, Kau dan Dia memiliki kisah cinta yang sama. Kau yang tak mendapatkan kehangatan dan perhatian dari kekasihmu. Begitupun dengannya. Kau sudah menjalin hubungan bersama kekasihmu lebih dari satu tahun. Namun, hubungan kalian dihalangi oleh jarak, antara Jakarta-Bogor.
            Tempat ini menjadi awal pertemuan kita. Aku masih ingat tempat duduk yang kita tempati. Tempat ini menjadi awal dari segalanya mengenai kisah cinta kita. Hari itu, Dia mengajakk untuk bertem di sebuah cafĂ© ternama. Saat itu ada Aku, Kau, Dia, dan kekasihnya. Kekasihnya adalah sahabat baikmu, seperti aku dengannya.
            Saat itu kita berbincang seputar kegiatanmu sambil Kau memutar bola basket kesayanganmu. Dalam hati Aku berkata, “Ternyata Kau yang selama ini selalu dibicarakan oleh sahabatku.” Aku melirik kearah sahabatku yang duduk tepat di sampingku. Ia hanya melirik sambil tersenyum penuh teka-teki. Aku mengerti maksudnya. Aku bertanya banyak kepadamu saat itu. Pertanyaan seputar lelaki itu. lelaki yang dulu pernah mengisi hari-hariku, yang ternyata sekelas denganmu. Kau bercerita banyak tentangnya. Aku nyaman berbincang lama denganmu. Mendengarkan setiap kata yang terlontar dari mulutmu. Sahabatmu, kekasihnya selalu menggodaku denganmu. Namun, Aku tak mempedulikannya. Aku tahu bahwa sahabatku diam-diam memperhatikanmu dengan seksama. Dia menyukaimu. Aku tahu Dia telah memiliki kekasihnya yang saat ini duduk di depannya. Namun, siapa yang tahu kapan cinta itu datang dan kepada siapa cinta itu datang.
            Kami melanjutkan perjalanan ke sebuah toko buku ternama di Jakarta. Aku memilih beberapa novel untuk kubeli. Sempat aku meminta pendapatmu yang mana yang harus aku pilih. Kau mengatakan akan membelikan beberapa novel untuk kekasihmu. Entah kenapa, setiap Kau bercerita mengenai kekasihmu Aku tidak menyukainya. Perasaan apa ini. Setelah dari toko buku, kami melanjutkan berbincang sejenak ke sebuah tempat makan. Pukul 4 sore kita pulang.
            Malam harinya, Kau mengirim sebuah pesan singkat kepadaku. Kau bercerita seputar hubunganmu dengan kekasihmu yang akhir-akhir ini sedang tidak baik. Aku memberikan beberapa saran. Aku merasa nyaman berbalas pesan singkat denganmu. Setiap hari, Kau rajin sekali untuk mengirim sebuah pesan singkat hanya untuk menanyakan kegiatanku.
            Sampai suatu saat, aku mendengar dari Dia bahwa hubunganmu dengan kekasihmu berakhir. Sebagai tanda kepedulianku terhadap seorang teman, aku turut sedih dengan hal ini. Apalagi kalian telah menjalin hubungan lebih dari satu tahun. Beberapa saran Aku berikan kepadamu agar Kau menjadi lebih baik. Beberapa pesan singkat yang sampai sekarang masih aku simpan di telepon genggamku. Cinta layaknya sebuah sapu tangan, menyekah keringat kita di kala lelah, menutup luka kita dikala terluka, menghapus air mata dikala sedih. Aku menyukai pendapatmu. Kau membalasnya kembali, Cinta layaknya bunga J mekar di musim semi, layu di musim gugur, hilang di musim panas, lenyap di musim dingin dan akan tumbuh lagi di musim semi selanjutnya. Sampai larut malam kita berbalas pesan singkat.
            Esok adalah hari libur. Seperti biasanya, aku pergi bermain bersama sahabat-sahabatku. Aku bersama sahabatku bermain di rumah Dia. Saat Aku sedang asik bergelut dengan laptopnya mencari beberapa gambar, ternyata Dia  membuka pesan singkat di telepon genggamku. Dia membaca saat Kau mengirimkan, “Ngapain ngarepin yang gak pasti kalo di depan mata ada yang pasti.” Aku memang tidak begitu mengerti maksud pesan singkat yang Kau kirimkan itu. ternyata Dia mengetahui apa maksudku. Mulai hari itu, sikapnya berubah terhadapku. Entah apa yang terjadi. Malam harinya, Kau mengirimkan pesan singkat seperti biasanya. Namun, ternyata kali ini, kau berkata bahwa kau menyukaiku. Saat itu aku mengirimkan sebuah pesan singkat kepadanya. Ternyata di luar dugaanku. Dia bercerita kepadaku bahwa Kau menyukaiku dan akan segera memintaku untuk menjadi kekasihmu. Benar-benar tak pernah Aku duga. Sebenarnya, dari awal Aku bertemu denganmu diam-diam Aku menyukaimu. Namun, aku tahu sahabatku pun menyukaimu. Entah apa yang harus aku lakukan saat itu.  Orang yang sukai, menyukai Aku.
            Di sekolah ak bertemu dengannya. Kami duduk sebangku. Sikapnya terlihat aneh saat itu. Sangat berbeda dari biasanya. Biasanya kami tertawa lepas bersama, bercerita seputar kisah cinta kami yang sangat konyol. Melihat perubahan sikapnya, aku langsung bertanya. Aku tidak menyukai menghadapi masalah yang berlarut-larut apalagi bersama sahabat. “Kau kenapa ? Kau marah dengan masalah yang semalam ? Cerita kepadaku.” Dia hanya menjawab dengan jawaban yang sama sekali tidak aku sukai, “Aku gak kenapa-kenapa. Sudahlah malas untuk membahasnya.” Seharian kami tidak mengobrol seperti biasanya. Bel istirahat berbunyi, Dia langsung meninggalkanku tanpa mengucapkan sepatah katapun seperti yang biasanya Dia lakukan.
            Malam harinya Dia mengirimkan sebuah pesan singkat. Kau menyindirku dengan berbagai kata-kata halus. Aku tidak tahan dengan keadaan seperti ini. Persahabatan yang telah lama dibangun, runtuh begitu saja hanya karena seorang lelaki ? Lagipula Dia telah memiliki kekasihnya dan mereka saling menyayangi. Aku membalasnya dengan menyindirnya kembali. Aku malas meladeninya. Telepon genggamku Aku biarkan menyala memberitahukan ada pesan yang masuk.
            Keesokan harinya, Aku bercerita mengenai masalah ini kepada sahabatku yang aku kenal dari kelas tujuh dahulu yang saat ini sekelas denganku. Ternyata Dia juga bercerita mengenai masalah ini dengan sahabatnya yang biasa Aku panggil dengan sebutan ‘kakak’. “Mungkin dia hanya butuh waktu. Lagipula, Dia sudah memiliki kekasihnya. Pasti lama-lama semua akan kembali seperti semula,” sahabatku coba untuk menenangkanku. Sahabatku yang satu ini memang tempat curhatku jika ada masalah. Tubuhnya gendut, cantik, dan dia juga memiliki kisah cinta yang tragis. “Coba kau bicarakan masalah ini baik-baik dengannya,” timpa sahabatku yang kedua. Sahabatku kali ini memiliki perawakan tubuh yang tinggi, rambut agak keriting, dan dia pernah tinggal di Papua. Maka Aku sering memanggilnya ‘Papua’. Sejak kelas tujuh Aku memiliki beberapa sahabat dekat yang menamakan diri kami ‘4 Sekawan’ yang terdiri Aku, Si Gendut, Papua, dan satu orang lagi yang biasa kami panggil ‘Ocan’ Ocan=Oma Cantik. Kembali ke masalahku. Aku menjawabnya dengan lemas, “Aku sudah membicarakan masalah ini dengannya. Tapi, kalian tahu bagaimana sifatnya. Dia lebih suka menyembunyikan perasaannya. Berbeda denganku yang apabila mendapat masalah langsung ingin menyelesaikannya. Percuma sahabatan 9 tahun masalah kayak gini aja kami harus perang dingin seperti ini.” Sahabatku yang gendut berkata, “Ini cobaannya. Harus bisa ngadepin cobaan kayak apapun. Jangan nyerah.” Sahabatku yang satu ini memang orang yang sangat dekat denganku. Ia yang paling mengetahui sifatku.
            Hari itu hari Rabu, 2 November 2011 pukul 18:27 Kau menyatakan perasaanmu kepadaku. Kau memintaku untuk menjadi kekasihmu. Si gendut pernah berkata, “Jangan pernah bohongin diri sendiri jika kita memang menyukai seseorang. Kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya.” Aku menjawab, “Aku bersedia untuk menjadi kekasihmu.” Label menjadi kekasihmu telah melekat kepadaku. Aku memberitahukan berita ini kepada sahabat-sahabat dekatku, termask Dia. Aku ingin dia mengetahuinya agar Dia tidak mengetahui hal ini dari orang lain yang mungkin akan menambah sakit hatinya. Aku telah mengetahui jawaban apa yang akan Aku terima darinya. Dia mengucapkan selamat dengan nada yang sama sekali tak menyenangkan. Dia beralasan dia sedang sakit karena kehujanan dan kami pun menyudahi perbincangan itu. Aku memberitahu masalah ini kepadamu. Ternyata sikapnya juga berubah kepadamu setelah Kau memberitahukan Kau menyukaiku.
            Esok harinya saat bertemu di sekolah, Aku berbincang dengannya. Aku mengajukan beberapa pertanyaan. “Apa aku salah mengambil keputusan ini ? Apa maumu ? Kau sudah memiliki kekasih. Apa aku salah ? Kau pun tidak boleh egois. Jawab aku apa yang harus aku lakukan ?” Kau menghela nafas sejenak, “Kau tidak salah. Aku yang terlalu egois. Aku juga tidak ingin melihatmu selalu bersedih mengenang semua masa lalumu bersama lelaki itu,” jawabnya sembari tersenyum kepadaku. “Benar ? Aku tak ingin persahabatan kita selama 9 tahun hancur hanya karena masalah seorang lelaki. Aku bisa saja memutskannya. Bagaimanapun sahabat lebih penting daripada seorang kekasih, untukku,” tanyaku memastikan. “Tak perlu. Sudahlah semua yang kau lakukan itu yang benar. Mungkin aku hanya butuh waktu untuk ini,” tegasnya sambil kembali tersenyum kepadaku.
            Kini persahabatanku pun kembali seperti dahulu. Aku pun bahagia memiliki seorang sahabat dan kekasih yang berada di sampingku. Bahkan sering kali kami pergi bersama, Aku, Kau, Dia, dan sahabatnya. Bagiku, memiliki seorang kekasih adalah sebuah anugerah. Sempat aku berpikir bahwa cinta itu tak pernah ada lagi semenjak lelaki itu pergi. Namun, cinta masih ada bagi orang yang masih mau bertahan. Cinta masih ada bagi orang yang masih mau menunggu kapan cinta datang. Cinta tak perlu dikejar, cukup kita berdiam di sebuah tempat, maka suatu saat keajaiban yang bernama cinta akan datang. Menyambut dan membawa kita pergi bersamanya. Memiliki seorang sahabat sepertimu bagik adalah sebuah anugerah terindah. Anugerah yang pernah diberikan Tuhan. Satu dari beberapa anugerah indah itu. Sahabat adalah orang kedua dari diriku. Sahabat adalah orang yang selalu ada untukku. Ketika aku berduka, tertawa, bahagia, ataupun menangis. Sahabat akan selalu menerima kita kembali meskipun kadang kita sering mencampakkannya. Sahabat akan kembali mendengarkan semua keluh kesah kita. Menyediakan bahu tempat kita menangis kapanpun kita mau.
Apabila ada sebuah masalah yang kita hadapi antara sahabat dan cinta. Aku sarankan pilihlah sahabat itu. Mungkin, cinta dan sahabat itu adalah sebuah pilihan yang sulit. Namun, percayalah jika kalian memilih seorang sahabat maka kelak kalian akan mendapatkan sebuah kebahagiaan. Cinta bisa datang kapan saja bahkan pergi kapan saja. Namun, sahabat bisa datang kapan saja bahkan saat kita sangat terpuruk, tapi tidak akan pergi sampai kapanpun.


Minggu, 20 November 2011

Saat Aku Pergi


Bila saatnya nanti aku harus pergi
Meninggalkan dunia ini
Ke suatu tempat yang mungkin akan kita kunjungi
Jangan tangisi aku

Bila saatnya nanti, kau lihat aku tak lagi tersenyum
Bibirku tak lagi tampakkan keceriaan di dalamnya
Membiarkan bias-bias kebahagiaan terpancar  bersamanya
Jangan sesalkan itu

Bila saatnya nanti aku harus pergi
Meninggalkan kisah ini
Membiarkan semua berlalu tanpa aku
Jangan menangis karena aku

Jangan sesali semua yang terjadi
Aku pun tak mau ini terjadi
Aku masih ingin duduk bersamamu
Tertawa lepas di sampingmu

Kenang aku dalam hatimu
Di sana aku akan terus menjagamu
Menjaga semua kenangan tentang kita
yang mungkin kau akan lupa

Aku pergi bukan berarti aku meninggalkanmu
Aku pergi bukan berarti aku tak lagi mencintaimu
Aku pergi bukan berarti aku tak bisa duduk di sampingmu
Aku pergi bukan berarti tak bisa melihatmu

Aku pergi menuruti panggilan-Nya
Aku pergi dengan membawa segenap cinta
yang aku miliki dengan segenap jiwa
yang kau beri dengan setulus jiwa

Aku akan terus menjagamu dari langit sana
Terus menatapmu dari atas sana
Terus memandang mata indahmu dari rumahku di sana
Terus melihat senyum indah yang terpancar di bibir manismu

Jangan pernah tangisi aku yang kini tlah pergi
Kenang selalu semua cerita cinta ini
Kenang selalu semua yang kita lewati ini
Aku bahagia bisa hidup seperti ini

Selamat tinggal semuanya
Selamat tinggal kepada dunia
Aku terus untuk di sampingmu
Dan cintaku terus selalu mengalir hanya untukmu

Bunga Fitria Samba

Katakan Sekali Lagi

Suatu saat cinta itu pernah ada
Aku menyambutnya dengan rasa bahagia
Membiarkan anganku terbang bersama indahnya cinta
Menuju istana kebahagiaan bersama dirinya

Suatu saat cinta itu pergi
Tanpa sempat aku cegah sama sekali
Hanya air mata yang mampu melukiskan segalanya
Membiarkanku melepaskan segala angan tentangnya

Aku laksana raga yang frustasi karenanya
Jika aku dapat membalikkan waktu, aku bahkan bersedia memberikan apa saja supaya bisa mengucapkan apa yang selama ini terpendam dalam hati
Mengucapkan sekali lagi, aku mencintainya

Namun semua hanya angan yang tak pasti
Berharap mimpi yang sudah mati
Membuatku kembali terperosok ke dalam jurang kesakitan
yang seolah membiarkanku mati di dalamnya

Berusaha merelakan cinta, itu yang sulit
Apalagi harus melihatnya bersama orang lain
Tapi aku berusaha untuk tersenyum dalam keadaan yang terjepit
Membiarkanku semakin sakit dengan dunia cinta yang menghimpit

Saatku melihat bahwa kau mencintainya
Melihat kau mengatakan hanya dirinya yang ada di sisimu
Bukan diriku yang selama ini mencintamu
Membuatmu bahagia dan tersenyum sepanjang waktu

Namun aku tahu, kau lebih bahagia bersamanya
Kau lebih mencintainya dibanding mencintaiku
Namun ingat satu
Aku di sini selalu menunggu

Bahagialah bersamanya
Tersenyumlah bersamanya
Di sini aku mendoakan yang terbaik untukmu
Berharap kau selalu bahagia

Senyummu adalah sukaku
Dukaku mungkin tak berarti untukmu
Hanya satu yang kutunggu dari mulut manismu
Mengatakan sekali lagi bahwa kau mencintaiku

Senin, 15 Agustus 2011

Inilah Kisah Kami

kisah seorang pramunia


JERITAN HATI SEORANG PRAMUNIA
Kutapaki hidup penuh dusta
Kuratapi hidup penuh nista

Kembali kupandangi diri
Yang dipenuhi dengan segala benci

Ah… mungkin hanya gunjingan manusia berdosa
Yang tak pernah tahu sesungguhnya dosa

Kukembalikan diriku ini pada-MU
Untuk kembali ke jalan-MU

Tapi, apatah mungkin Kau terima kukembali ?
Seperti manusia nan suci ?

Kata orang, hidupku penuh nista
Kata orang, hidupku penuh dosa

Aku memang seorang pramunia
Yang selalu bergelimang dengan dosa

Jikalau memang tau Kau maafkan dosaku
Panggilkan Izrail, dan cabut nyawaku

Untuk apa aku hidup di dunia
Jika hidup hanya bergelimang dengan dosa

Hidupku hanya menumpuk banyak dosa
Tanpa ada sedikitpun pahala

Akhiri hidupku saat ini, wahai Tuhan
Untuk apa jikalau hidup hanya untuk digunjing orang ?

Ku akhiri lembar kelam dalam hidupku
Hanya dengan meratapi nasibku

18 Maret 2011
Karya : Bunga Fitria Samba







TERMANGU AKU DI SINI


Hampa menelanjangiku
Gelisah menghantuiku
Saat aku melihat ibu terbujur kaku
Hanya tinggal raga yang tersisa
Entah jiwa kemana perginya
Kemana pula perginya air mata ini ?
Hingga tak dapat untuk sekedar menggenangi pipi
‘Tuk menangisi ibu yang tlah pergi
Meninggalkanku sendiri di sini
Hanya satu dalam benak ini
Kapan ajal akan menjemputku ?
Tuk temani ibu di pangkuan-MU

Beberapa jam telah berlalu
Setelah ibu kembali ke pangkuan-MU

Malam terasa mencekik
Gelisah pun kembali menghantuiku
Aku dicekam malam gulita nan sepi
Dihantam gelisah dan gundah

Tidak terasa butiran mutiara berjatuhan
Namun tetap aku biarkan
Saatku ingat kembali masa lalu
Ketika ibu duduk di sampingku
Membelai rambutku
Menatapku dengan segala cintanya
Berbagi kisah tentang gelisahnya
Berbagi tawa tuk sekedar menghiburnya

Entah apa yang terjadi
Mentari pagi tlah bersinar
Burung seolah menyadari
Akan mimpi buruk yang kualami

Aku bergegas untuk segera sholat
Meminta pada Tuhan
Tuk sekedar mendapat safaat
Ku angkat kedua tangan
Dan kuharap tuk mendapat penerangan

Saatku melangkah menyusuri pekarangan
Ku lihat tetangga berbisik
Berpicing matalah mereka padaku
Menghujam dengan segala dosa

Kukuatkan iman dan segenap jiwa
Dan lapisi hati ini dengan tameng baja
Dan kucoba tuk kembangkan senyum di bibir

Namun… entah apa yang terjadi
Mereka kembali menghujamku
dengan segala nista dan dosa
Ku coba tegar
Ku coba sabar

Namaun… runtuhlah semua pelapis ini
Aku berlari dengan kebuntuan senyuman
Hanya suatu garis kabur yang bisa kutuliskan
Dalam jiwa dan raga

Do’a kembali kupanjat
“Tuhan, apa aku pantas untuk disalahkan ?
Apa pula ibu pantas tuk disalahkan
Mungkin ia memang perempuan hina
Yang selalu berlumur dengan dosa
Tapi lihat dalam hatinya, Tuhan …
Lihat pula jiwanya …
Lihat kebesaran hatinya
Ia malaikat tak bersayap, wahai sang Khalik
Sekali malu, hina yang ia dapat
Tapi tak pernah sekalipun ia pedulikan

Aku mohon, ya Rob
Leburkan apa yang tlah ia perbuat
Ampuni atas segala dosa
Ampuni atas segala dusta

Biarkan ia nikmati surga, Tuhan …
Berbaur dengan bidadari tanpa dosa
Biarkan ia, Tuhan biarkan…
Walau setiap jamnya ia berlimang dosa
Meski ia seorang pramunia
Biarkan ia bahagia di sana
Ku mohon, Tuhan …

Tuhan, kabulkan do’aku
Cintai ia seperti ia mencintaiku
Manjakan ia seperti ia membuaiku
Naungi ia seperti ia melindungiku

Saban malam aku hanya termangu
Tak kuasa tuk menatap seorang manusia
Hanya bulan dan bitang yang menemaiku
Sendiri lewati malam yang kelam
Tanpa seorang bidadari di sampingku

8, Maret 2011

karya : Bunga Fitria Samba